image

Esai
link

IMG_5425.JPG

Esai • Senin, 21 Oktober 2024

Pentingkah Peran Ombudsman Demi Memastikan Pelayanan Publik Bebas dari Maladministrasi?

Pada dasarnya manusia hidup berdampingan satu sama lain, demikian pula dengan hidup pada lingkup masyarakat. Masyarakat kerap melakukan kegiatan penyediaan barang atau jasa untuk menunjang kehidupan mereka dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mensejahterakan masyarakat, hal ini yang disebut dengan pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan hak semua orang tanpa memandang dari sudut manapun. Sering kali kita jumpai pada kehidupan sehari-hari bagaimana sistematis pelayaan publik ini, salah satunya seperti layanan pada perbankan. Pelayanan publik diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik, seperti lembaga perbankan, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan TNI/POLRI. Pelayanan publik harus memenuhi peraturan perundang-undangan dan mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan. Namun, bagaimana jika penyelenggara pelayanan publik tidak berjalan semestinya? Ombudsman menjadi lembaga negara yang bertugas untuk melakukan pengawasan pada pelayanan publik. Ombudsman sendiri memiliki arti perwakilan, representatif, agen atau pihak yang diminta oleh pihak lainnya untuk mewakili kepentingan mereka. Ombudsman pertama kali dibentuk di Swedia pada 1809. Di Indonesia, Ombudsman dimulai ketika masa pemerintahan B.J Habibie dan diteruskan oleh Gus Dur. Ombudsman ini bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik dengan Lembaga Negara dan instansi pemerintahan lainnya. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Ombudsman berasaskan pada kepatutan, keadilan, non-diskriminasi, tidak memihak, akuntabilitas, keseimbangan, keterbukaan, dan kerahasiaan.  Ombudsman sendiri penting untuk mengawasi penyelenggara pelayanan publik agar tidak terjadi maladministrasi. Tujuan dari lembaga ini ialah untuk mengawasi penyelenggaran pelayanan publik, mendorong Negara yang bersih, serta membangun budaya hukum yang adil. Wewenang dari Ombudsman dalam ruang lingkup pelayanan public adalah terlapor merupakan instansi penyelenggara Negara atau pemerintahan, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BHMN (Badan Hukum Milik Negara), atau badan swasta memperoleh misi Negara yang sumber dananya sebagian atau keseluruhan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Ombudsman ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia. Sebagaimana pada undang-undang yang sedang diatur, pelapor berhak mendapatkan privilege seperti, penyampaian laporan sama sekali tidak dipungut biaya. Pelapor bebas menyampaikan laporan kepada Ombudsman atas ketidaknyamanannya terhadap suatu lembaga negara kurang lebih 14 hari setelah laporan tersebut tidak ditindaklanjuti. Nama dan identitas pelapor juga akan dirahasiakan pihak Ombudsman demi kenyamanan pelapor, hal ini ditegaskan pada Pasal 24 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia.  Menurut Ombudsman, permasalahan yang paling sering dalam pelayanan publik adalah tidak memberikan pelayanan sesuai standart, penyimpangan prosedur, permintaan imbalan berupa uang, barang, maupun jasa, penyalahgunaan wewenang, tidak kompetennya penyelenggara pelayanan, perlakuan diskriminatif dan berpihak, konflik kepentingan, serta penundaan pelayanan. Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan publik, ruang lingkup pelayanan public meliputi barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Transportasi publik, listrik dari PLN, serta air bersih dari PDAM yang kita gunakan sehari-hari merupakan barang publik loh greezers. Sedangkan, pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah dan Puskesmas, pendidikan, pelayanan keamanan oleh kepolisian merupakan jasa publik. Nah, untuk pelayanan administratif meliputi pengurusan perizinan, sertifikat tanah, maupun administrasi kependudukan.  Pelapor dapat melapor ketika mendapat permaslahan pelayanan publik ini ke pengawas internal maupun eksternal. Pengawas internal yaitu atasan langsung penyelenggara atau oleh pengawas fungsional, contohnya kepala dinas, inspektorat pemeritah kabupaten/kota atau provinsi. Pengawas eksternal sendiri yakni masyarakat melalui laporan atau pengaduan masyarakat oleh Ombudsman dan oleh DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota.  Terdapat syarat formiil maupun materiil untuk pelapor yang akan melapor.Syarat Formiil (apabila korban langsung) :Fotokopi atau foto atau scan KTP (Kartu Tanda Penduduk);Bukti sudah mengadu ke terlapor. Syarat Materiil :Pelapor belum mendapatkan penyelesaian dari instansi yang dilaporkan;Laporan tidak sedang dan telah menjadi ojek pemeriksaan pengadilan;Laporan tidak sedang dalam proses penyelesaian instansi yang dilaporkan (tidak dalam tenggang waktu yang patut menurut Ombudsman);Laporan adalah wewenang Ombudsman. Ombudsman Republik Indonesia memiliki Kantor perwakiilan di seluruh provinsi di Indonesia kecuali tiga provinsi baru. Alamat dan kontak Kantor perwakilan Ombudsman dapat diakses melalui https://ombudsman.go.id/perwakilan

Stack of Books Author Writer Logo.png

Esai • Sabtu, 10 Februari 2024

Pentingnya Ikut Unit Kegiatan Mahasiswa dalam Pengembangan Diri di Era Kuliah

Di tengah-tengah kesibukan perkuliahan dan tugas akademis, seringkali mahasiswa terjebak dalam rutinitas yang monoton. Namun, salah satu aspek yang sering kali diabaikan adalah keikutsertaan dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM). UKM bukan hanya sebagai tempat untuk bersosialisasi semata, tetapi juga sebagai wahana pengembangan diri yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan akademis. Dalam esai ini, saya akan menjelaskan mengapa keikutsertaan dalam UKM adalah penting dan bagaimana hal itu dapat memperkaya pengalaman kuliah. Pertama-tama, UKM menawarkan platform untuk mengasah keterampilan non-akademis. Dalam lingkungan ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar kepemimpinan, teamwork, komunikasi, dan manajemen waktu. Misalnya, dalam sebuah organisasi seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) , Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ,Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) , seorang mahasiswa dapat belajar bagaimana mengatur acara, memimpin rapat, atau bahkan mengelola keuangan. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam kehidupan kampus, tetapi juga di dunia nyata setelah lulus. Kedua, UKM memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka di luar kurikulum akademis. Dalam lingkungan ini, mereka dapat menemukan passion baru atau mengasah keterampilan yang sudah dimiliki. Misalnya, seorang mahasiswa yang menyukai musik dapat bergabung dengan paduan suara universitas atau ukm seni kampus untuk mengembangkan bakat musiknya. Ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk berekspresi, tetapi juga memperluas wawasan mereka di luar bidang studi utama mereka. Selain itu, keikutsertaan dalam UKM juga memungkinkan mahasiswa untuk membangun jejaring yang kuat. Melalui interaksi dengan sesama mahasiswa dari latar belakang yang berbeda dan para mentor yang berpengalaman, mereka dapat memperluas lingkaran sosial mereka dan memperoleh wawasan baru. Jejaring ini dapat sangat berharga di masa depan, baik dalam hal mencari pekerjaan, berkolaborasi dalam proyek, atau memperluas kesempatan karier. Namun, terlepas dari manfaatnya, seringkali mahasiswa enggan untuk bergabung dengan UKM karena alasan-alasan tertentu. Beberapa mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu luang yang cukup karena tekanan akademis yang tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa keikutsertaan dalam UKM juga merupakan investasi dalam pengembangan diri yang akan memberikan manfaat jangka panjang. Selain itu, ada juga mahasiswa yang merasa tidak percaya diri atau merasa bahwa mereka tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Namun, UKM sebenarnya adalah tempat yang aman untuk belajar dan berkembang, dan setiap orang memiliki potensi untuk berkontribusi. Dalam kesimpulannya, keikutsertaan dalam unit kegiatan mahasiswa adalah bagian integral dari pengalaman kuliah yang tidak boleh diabaikan. Ini adalah kesempatan untuk mengembangkan keterampilan non-akademis, mengeksplorasi minat dan bakat, serta membangun jejaring yang berharga. Dengan berpartisipasi aktif dalam UKM, mahasiswa dapat memperkaya pengalaman kuliah mereka dan membuka pintu untuk kesuksesan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi setiap mahasiswa untuk mencari dan terlibat dalam UKM yang sesuai dengan minat dan tujuan mereka.

Cerpen
link

tidak_ada_merk_lukisan_pemandangan_sawah_pedesaan_style_modern_full01_jjqt4o7v.jpg

Cerpen • Rabu, 10 Juli 2024

Rina Sayang Mereka

Di suatu keluarga kecil terdapat seorang anak perempuan dari orang tua yang sederhana, bapaknya bekerja sebagai petani dan ibunya juga sebagai petani  sebut saja Najma Rinatussholinah  yang dipanggil  Rina. Dia merupakan anak yang cerdas memiliki tinggi badan 150 meter dan berat badan 52 kilogram, memiliki paras yang cantik seperti Irish Bella namun berkulit sawo matang khas orang jawa . Rina tinggal disebuah desa yang asri dan aman, rumah Rina beralasan tanah dan berdinding kayu  serta beratap genting yang bocor, Rina masih anak remaja yang berusia 17 tahun yang bersekolah di Madrasah Aliyah di sebelah desanya. Pada malam itu Rina tidur dipangkuan ibunya dan di ceritakan bagaimana ia kecil dulu. "Rin  waktu kecilmu itu adalah masa perjuangan ibu dan bapakmu nak, dimana bapakmu masih penghasilan nya belum menentu, kadang banyak dan kadang tidak berpenghasilan. Baju yang kau pakai juga lebih banyak dari bekas sepupu laki- laki mu ketika kecilmu dulu juga jika kau meminta apa - apa kau selalu menangis jika tidak terpenuhi" seketika air mata si Rina membasahi paha ibunya. Setelah masa anak - anak dipenuhi dengan keterbatasan  si sulung tumbuh menjadi gadis remaja yang gendut biasanya di olok-olok temannya dengan ujaran "Ndut ndut ndut si gendut anak paling nakal kalau dirumah kerjanya makan terus"Rina memiliki adik yang Selisih umur 10 tahun yang bernama Nana Sholihah. Setiap hari si sulung dan si bungsu selalu bertengkar karena mereka tidak mau mengalah salah satu yang menyebabkan seisi rumah ikut merasakan gempa yang dasyat akibat mereka lari lari keliling rumah.  “Kakak jangan lari, kakak tak kasih tau ibu loh kakak jahil sama adek” si bungsu teriak  sambil mengejar si sulung. “Ayo kejar ayo kejar nanti kalau dapat tak belikan es cream” si bungsu menambah kecepat larinya ketika mendengar kalimat itu.Disaat malam mereka saling memaafkan karena mereka juga tidur dikamar yang sama. Begitu lah adik dan kakak kalau sudah di tempat tidur, pertengkaran hanya sebuah angin yang lalu.  Saat matahari bersinar mereka bersiap-siap untuk pergi sekolah tidak pernah absen mereka tetap bertengkar karena rebutan kamar mandi, siapa cepat dia yang dapat. Di Dalam masalah ini  Sebagai seorang kakak harus mengalah demi adiknya agar tidak terlambat untuk sekolah. Saat mereka sudah rapi dan siap untuk berangkat. 

Black And White  Modern Alone Story Book Cover.jpg

Cerpen • Jumat, 5 Juli 2024

Langkah-langkah Mimpi

Di sebuah desa kecil di pinggiran kota Lamongan, hiduplah seorang pemuda bernama Permana. Ia adalah putra sulung dari keluarga sederhana yang hidup dengan penghasilan pas-pasan. Ayahnya, Pak Budi, adalah seorang buruh tani, sementara ibunya, Bu Sari, menjual kue keliling untuk membantu perekonomian keluarga. Sejak kecil, Permana dikenal sebagai anak yang cerdas dan rajin. Ia selalu menjadi juara kelas, meski harus belajar di bawah penerangan lampu minyak. Mimpinya sederhana namun tinggi: menjadi seorang ahli teknologi yang bisa membuat aplikasi dan sistem yang membantu banyak orang.Setelah lulus SMA dengan nilai gemilang, Permana diterima di Universitas Islam Lamongan, jurusan Teknik Informatika. Keluarganya sangat bangga, namun juga khawatir dengan biaya kuliah yang tidak sedikit. "Nak, kami akan berusaha sekuat tenaga agar kamu bisa kuliah," kata Pak Budi dengan mata berkaca-kaca. Dengan semangat yang membara, Permana berangkat ke kota Lamongan. Di sana, ia tinggal di kamar kos yang sempit dan sederhana. Setiap hari, ia harus berjalan kaki hampir dua kilometer untuk sampai ke kampus. Namun, seiring berjalannya waktu, biaya kuliah dan biaya hidup semakin memberatkan keluarganya. Meski sudah bekerja paruh waktu sebagai pengajar les privat, Permana merasa beban ini terlalu besar untuk keluarganya. Suatu malam, setelah mempertimbangkan dengan matang, Permana memutuskan untuk berhenti kuliah. Ia tidak ingin melihat orang tuanya terus-terusan kesulitan demi membiayai pendidikannya. "Pak, Bu, Permana akan berhenti kuliah dan belajar sendiri di rumah. Permana akan tetap mengejar mimpi menjadi ahli teknologi," katanya dengan tegas namun lembut. Dengan hati yang berat, orang tuanya merestui keputusan itu. Permana kembali ke desa dan mulai belajar otodidak. Ia mencari berbagai sumber belajar dari internet, mulai dari tutorial video, artikel, hingga forum-forum diskusi. Permana belajar siang dan malam, mendalami pemrograman, desain sistem, dan pengembangan aplikasi. Tak lama kemudian, Permana mulai mencoba membuat proyek-proyek kecil. Ia mengembangkan aplikasi sederhana untuk kebutuhan desa, seperti sistem informasi warga dan aplikasi manajemen pertanian. Perlahan namun pasti, karyanya mulai dikenal dan digunakan oleh warga setempat.Suatu hari, seorang pengusaha lokal yang mendengar tentang kemampuan Permana, menghubunginya. Pengusaha tersebut tertarik dengan salah satu aplikasi yang dibuat Permana dan ingin bekerja sama untuk mengembangkannya lebih lanjut. Kesempatan ini menjadi titik balik bagi Permana. Ia mendapatkan dukungan finansial dan akses ke sumber daya yang lebih besar untuk mengembangkan karyanya. Proyek kerjasama ini berkembang pesat. Aplikasi yang dikembangkan oleh Permana menjadi sukses besar, tidak hanya di Lamongan, tetapi juga di berbagai daerah lain. Penghasilannya mulai meningkat, dan ia bisa membantu membiayai pendidikan adik-adiknya serta memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Meski telah mencapai kesuksesan, Permana tetap rendah hati dan tidak melupakan asal usulnya. Ia sering berbagi ilmu dan pengalaman dengan pemuda-pemuda di desanya, mendorong mereka untuk tidak takut bermimpi besar meski berasal dari keluarga sederhana.

Puisi
link