image
image

Ilustrasi Suasana Desa Rina

Rina Sayang Mereka

ArtikelRabu, 10 Juli 2024

198x Dilihat

Di suatu keluarga kecil terdapat seorang anak perempuan dari orang tua yang sederhana, bapaknya bekerja sebagai petani dan ibunya juga sebagai petani  sebut saja Najma Rinatussholinah  yang dipanggil  Rina. Dia merupakan anak yang cerdas memiliki tinggi badan 150 meter dan berat badan 52 kilogram, memiliki paras yang cantik seperti Irish Bella namun berkulit sawo matang khas orang jawa . Rina tinggal disebuah desa yang asri dan aman, rumah Rina beralasan tanah dan berdinding kayu  serta beratap genting yang bocor, Rina masih anak remaja yang berusia 17 tahun yang bersekolah di Madrasah Aliyah di sebelah desanya. Pada malam itu Rina tidur dipangkuan ibunya dan di ceritakan bagaimana ia kecil dulu. 

"Rin  waktu kecilmu itu adalah masa perjuangan ibu dan bapakmu nak, dimana bapakmu masih penghasilan nya belum menentu, kadang banyak dan kadang tidak berpenghasilan. Baju yang kau pakai juga lebih banyak dari bekas sepupu laki- laki mu ketika kecilmu dulu juga jika kau meminta apa - apa kau selalu menangis jika tidak terpenuhi" seketika air mata si Rina membasahi paha ibunya. 

Setelah masa anak - anak dipenuhi dengan keterbatasan  si sulung tumbuh menjadi gadis remaja yang gendut biasanya di olok-olok temannya dengan ujaran 

"Ndut ndut ndut si gendut anak paling nakal kalau dirumah kerjanya makan terus"

Rina memiliki adik yang Selisih umur 10 tahun yang bernama Nana Sholihah. Setiap hari si sulung dan si bungsu selalu bertengkar karena mereka tidak mau mengalah salah satu yang menyebabkan seisi rumah ikut merasakan gempa yang dasyat akibat mereka lari lari keliling rumah.  

“Kakak jangan lari, kakak tak kasih tau ibu loh kakak jahil sama adek” si bungsu teriak  sambil mengejar si sulung. 

“Ayo kejar ayo kejar nanti kalau dapat tak belikan es cream” si bungsu menambah kecepat larinya ketika mendengar kalimat itu.

Disaat malam mereka saling memaafkan karena mereka juga tidur dikamar yang sama. Begitu lah adik dan kakak kalau sudah di tempat tidur, pertengkaran hanya sebuah angin yang lalu.  Saat matahari bersinar mereka bersiap-siap untuk pergi sekolah tidak pernah absen mereka tetap bertengkar karena rebutan kamar mandi, siapa cepat dia yang dapat. Di Dalam masalah ini  Sebagai seorang kakak harus mengalah demi adiknya agar tidak terlambat untuk sekolah. 

Saat mereka sudah rapi dan siap untuk berangkat. 

image

"Kak, adek antarkan ke sekolah ya " 

“Iya dek, sini naik sepeda jangan lupa pegangan ya”

si sulung mengantarkan si bungsu sekolah dengan sepeda polygon miliknya. 

“Belajar di sekolah yang serius ya dek, jangan nakal” Rina menasehati adiknya sambil mengayuh sepeda

“Iya kak siap, kan aku adiknya kak Rina yang selalu juara 1 dikelas” sahut sibungsu

“Ingat perjuangan orang tua kita bagaimana mereka bekerja untuk membesarkan dan menyekolahkan kita" 

“iya kak, aku selalu akan belajar sungguh-sungguh supaya aku sukses dimasa depan” 

“Gitu dong baru adek ku, sudah sampai sekolahmu” 

“Terimakasih ya kak” 

“iya sama-sama”

Saat itu si sulung  masih MA Swasta dan si bungsu masih di bangku Sekolah Dasar. Ketika bunyi bel berbunyi tanda pelajaran dimulai. Rina merupakan salah satu murid yang rajin di kelasnya, pada suatu waktu sampai dia pernah sekolah sendiri ketika teman-temannya sudah kongkalikong tidak masuk sekolah semua tanpa mengajaknya. Rina tetap dikelas dan pak guru datang untuk memberikan pelajaran ternyata sama terkejut nya dengan saya ketika melihat hanya saya yang ada di kelas. 

“Loh kok hanya kamu saja yang masuk yang lain kemana nduk?” pak guru tersebut bertanya.  

Tidak tau pak saya juga heran kenapa teman – teman  tidak ada yang masuk” dengan wajah cemberut si sulung menjawab  

Selepas  pulang sekolah dia lalu sholat dhuhur dirumah bersama ibu nya. setelah itu dia  mengikuti kegiatan organisasi di luar sekolah. Rina bersiap-siap makan sebelum pergi dan meminta doa kepada orang tua agar diberi  keselamatan saat di jalan. si sulung tiba di tempat tujuan. Tempat organisasi nya itu disiplin banget, namanya organisasi yang berbasis militer jadi setiap latihan ada namanya keliling lapangan desa, dan latihan fisik lainnya. Melalui organisasi tersebut Rina  menjadi anak yang disiplin dan tegas. Selepas kegiatan selesai sisulung melaksanakan sholat maghrib di masjid sekitar tempat latihannya. Saat itu turun hujan deras yang mengakibatkan Rina terjebak di dalam masjid. Namun tidak diambil pusing oleh Rina dia memanfaatkan waktunya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan berdzikir. 

image

Saat itu kebetulan hari sabtu malam minggu dimana pada umur seperti Rina pada sibuk keliling kota untuk menghibur diri bersama sang kekasih . Tetapi lain dengan Najma Rinatussholinah dia tidak pernah keluar malam saat hari sabtu karena sehabis latihan Rina langsung pulang ke rumah agar orang tuanya tidak mencarinya.  

Dikala malam semakin menggulita dan melarutkan kita dalam buai-buai mimpi, ternyata tepat pada sepertiga malam terakhir, beranjak dari tilam kasur empuk, termangu dalam Rina  kesendirian dan merenung  

“Apa yang sudah kulakukan sekarang, saat ini, besok dan masa depan?. apakah aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku?.  Pertanyaan nurani yang selalu mengusik usik jiwa ini” 

Rina terdiam sejenak. Menuju pancuran wudhu. Kemudian tanpa terasa, terduduk dalam 2 rakaat malam. Apa yang terasakan?. Kesejukan, kenikmatan dan ketentraman bathini yang tiada tara rasanya. Sadar, ternyata Allah SWT masih bersamaku, menemaniku tanpa henti, menyayangi, mencintai dan mengasihi tanpa pandang bulu. Meskipun kemarin telah banyak kutinggalkan diri-Nya, telah kulupakan rahman dan rahim-Nya dan telah kurelakan Wujud Kuasanya. Tanpa terasa pula, telah meleleh bulir-bulir air dari mata sayu ku. 

3 tahun yang lalu saat si sulung masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Dia bercita-cita ingin bersekolah di SMA Negeri, namun takdir berkata lain, setelah melewati problem kekecewaan, hancur, dan pesimis Rina di kuatkan salah satu guru yang memotivasi Rina   agar semangat untuk melanjutkan pendidikan. Beliau pernah berkata kepada Rina 

 " Dimanapun kamu menuntut ilmu itu sama saja, tergantung pada niat dan usahamu nak dan ridho kedua orang tuamu " 

Seketika hati Rina luluh. Tetapi di hatinya masih tetap kecewa dengan keadaan. Tetapi guru tersebut masih menguatkan hati Rina  dengan selalu memotivasinya agar dia bisa bangkit dari keterpurukan tersebut. Akhirnya Rina  dengan berat hati memilih melanjutkan pendidikan yang disarankan kedua orang tuanya karena kata kata guru tersebut masih berbekas di pikirannya. Dan Rina  berniat untuk mencari ilmu dengan keridhoan orang tua nya.  

Selepas dari kejadian 3 tahun yang lalu, Rina  mengambil hikmah atas segala masalah nya dulu jika kita menginginkan sebuah kesuksesan kunci utama yaitu ridho orang tua atau restu dari orang tua. Sudah di buktikan sendiri ketika si sulung masih di bangku SMA swasta banyak prestasi yang didapat, banyak pengalaman  organisasi  luar yang diperoleh, banyak organisasi di yang diikuti ketika di usia beliah yang membuat nya menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh , dan teman-teman Rina ada dimana mana dimulai dari timur sampai barat desa dan kota berkat Rani selalu menjuarai lomba marematika. Dan semua itu berawal dari ridho orang tua yang membuat segala sesuatu lebih mudah dilakukan dan dilalui. Karena ridho Allah tergantung Ridho orang tua. Maka sayangi lah kedua orang tua selagi masih ada.  

shareBagikan Melalui :
facebooktwitterwhatsapptelegram

Penulis

author image

Aliffia Agustinah

Pewarta

email-icon