Cerpen • Rabu, 10 Juli 2024
Rina Sayang Mereka
Di suatu keluarga kecil terdapat seorang anak perempuan dari orang tua yang sederhana, bapaknya bekerja sebagai petani dan ibunya juga sebagai petani sebut saja Najma Rinatussholinah yang dipanggil Rina. Dia merupakan anak yang cerdas memiliki tinggi badan 150 meter dan berat badan 52 kilogram, memiliki paras yang cantik seperti Irish Bella namun berkulit sawo matang khas orang jawa . Rina tinggal disebuah desa yang asri dan aman, rumah Rina beralasan tanah dan berdinding kayu serta beratap genting yang bocor, Rina masih anak remaja yang berusia 17 tahun yang bersekolah di Madrasah Aliyah di sebelah desanya. Pada malam itu Rina tidur dipangkuan ibunya dan di ceritakan bagaimana ia kecil dulu. "Rin waktu kecilmu itu adalah masa perjuangan ibu dan bapakmu nak, dimana bapakmu masih penghasilan nya belum menentu, kadang banyak dan kadang tidak berpenghasilan. Baju yang kau pakai juga lebih banyak dari bekas sepupu laki- laki mu ketika kecilmu dulu juga jika kau meminta apa - apa kau selalu menangis jika tidak terpenuhi" seketika air mata si Rina membasahi paha ibunya. Setelah masa anak - anak dipenuhi dengan keterbatasan si sulung tumbuh menjadi gadis remaja yang gendut biasanya di olok-olok temannya dengan ujaran "Ndut ndut ndut si gendut anak paling nakal kalau dirumah kerjanya makan terus"Rina memiliki adik yang Selisih umur 10 tahun yang bernama Nana Sholihah. Setiap hari si sulung dan si bungsu selalu bertengkar karena mereka tidak mau mengalah salah satu yang menyebabkan seisi rumah ikut merasakan gempa yang dasyat akibat mereka lari lari keliling rumah. “Kakak jangan lari, kakak tak kasih tau ibu loh kakak jahil sama adek” si bungsu teriak sambil mengejar si sulung. “Ayo kejar ayo kejar nanti kalau dapat tak belikan es cream” si bungsu menambah kecepat larinya ketika mendengar kalimat itu.Disaat malam mereka saling memaafkan karena mereka juga tidur dikamar yang sama. Begitu lah adik dan kakak kalau sudah di tempat tidur, pertengkaran hanya sebuah angin yang lalu. Saat matahari bersinar mereka bersiap-siap untuk pergi sekolah tidak pernah absen mereka tetap bertengkar karena rebutan kamar mandi, siapa cepat dia yang dapat. Di Dalam masalah ini Sebagai seorang kakak harus mengalah demi adiknya agar tidak terlambat untuk sekolah. Saat mereka sudah rapi dan siap untuk berangkat.